LOVE MAGICIAN

LOVE MAGICIAN

Malam tahun baru sebentar lagi  akan datang. Mungkin kebanyakan orang akan merasa senang. Kecuali seorang pesulap amatiran bernama Felix. Felix berjalan kesana kemari sambil mengerutkan alisnya. “Berpikir! Ayo berpikir!” Sesekali ia mengetuk kepalanya seakan ketukan itu dapat mengeluarkan ide yang hebat.
“Kalau memang kamu seorang pesulap hebat, aku ingin kamu menampilkan pertunjukan terhebatmu di malam tahun baru nanti. Aku ingin melihatnya. Seberapa hebat kemampuan pesulap amatiran sepertimu.”
Kata-kata Febe tergiang-ngiang di otaknya. Febe memang seorang pesulap terhebat di kota ini. Pesulap senior. Bahkan Felix pernah menjadi asistennya dua tahun yang lalu.
“Bagaimana kalau aku berhasil menunjukkan padamu pertunjukan sulap yang paling hebat? Apa kamu akan menerimaku?” Tanya Felix. Febe tersenyum kecil. “Aku suka dengan seseorang yang bisa melebihi kemampuanku. Jadi, kalau kamu bisa melebihi kemampuanku dalam trik sulap, aku akan pertimbangkan hal itu. Tapi....” Febe memotong kata-katanya. “Tapi apa?”Felix penasaran. “Kalau kamu gagal, kamu akan mendapat masalah besar!” Ucap Febe sedikit berbisik. Felix bisa melihat lengkungan senyum Febe yang penuh arti. Felix menelan ludahnya dengan susah payah.
“Bagaimanapun juga, kau hanya pesulap amatiran dan dia adalah pesulap terkenal. Kamu hanya mantan asisten sulapnya. Untuk mendapatkan cintanya, itu sangat mustahil.” Ucap Hans sambil menepuk pundaknya. Felix tersenyum kecut. “Thanks, kawan. Kamu berhasil melemahkan semangatku.” Hans tersenyum kecil. “Sama-sama.”
Felix meghela nafas berat. Tangannya sibuk membolak-balik semua catatan dan buku-buku sulapnya. “Jadi, kamu ingin menyajikan trik sulap tentang cinta atau tentang tahun baru?” Tanya Hans. “Entahlah. Tapi kurasa, kedua-duanya. Cinta dan tahun baru.”
“Kamu pernah belajar seni sastra kan? Kenapa tidak kamu gunakan otak puitismu kedalam sulap? Tentang cinta dan tahun baru. Sesuatu yang meninggalkan makna yang dalam bagi para penontonnya.” Saran Hans. Felix terdiam. Mencoba menyerap kata demi kata yang diucapkan oleh Hans.
“Kalau kamu adalah penonton sulap, apa yang kamu harapkan dalam pertunjukan sulap?” Tanya Hans.
“Ehm, aku ingin pertunjukan sulap yang unik dan keren. Sulap yang akan selalu membekas di otakku, yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan.” Wajah stress Felix yang tadinya melekat, sekarang tergantikan dengan wajah cerah. Secerah mentari pagi.
“Aku tahu apa yang harus aku lakukan!” Felix menjetikkan jarinya. Namun semenit kemudian, awan mendung terlihat dalam pancaran mata Felix.
“Kenapa lagi? Masalah teknis? Alat-alat sulap?” Tanya Hans. Felix mengangguk. Hans menepuk pundak sobatnya.
 “Kau bisa mengandalkanku. Aku bisa membuat apa saja. Termasuk alat pendukung untuk trik sulapmu.” Felix tersenyum lebar. Ia merangkul Hans dengan sangat erat. “Ini baru temanku!”  
==
“Aku ingin kalian menuliskan hal buruk yang pernah terjadi dalam hidupmu dalam selembar kertas. Lalu gulung kertas itu dan lemparkan ke atas panggung ini.” Ucap Felix pada para penonton. Semua penonton mulai sibuk dengan kertasnya. Dengan penuh antusias, mereka melemparkannya ke atas panggung.
“Baiklah. Sekarang panggung ini penuh dengan kertas hal buruk. Tapi tenang saja, kalian tidak akan aku suruh membersihkannya.” Beberapa orang mulai tertawa.
“Hal buruk apapun yang pernah terjadi dalam kehidupan kita di tahun 2013, tidak usah kita bawa lagi ke tahun yang baru.” Felix menggengam tangannya dan mengarahkan tangannya pada kertas-kertas itu. Wuzz. Seketika itu juga, keluar api dari tangannya. Felix melemparkan bola api itu pada kertas yang berserakan di panggung. Kertas-kertas itu hangus seketika dan menjadi abu.
“Karena semua hal buruk itu hanya akan menjadi abu.” Para penonton yang terpukau, bertepuk tangan sambil tersenyum. Felix mengambil sebuah kipas besar kemudian mengibaskan abu-abu kertas itu. Sekarang, abu kertas itu tampak melayang-layang mengikuti naik turunnya kipas Felix. Dengan kibasan yang lebih besar, abu itu menghilang dan sebuah kertas jatuh dari atas. Felix mengambil kertas itu dan menunjukkannya pada para penonton. “Apa yang tertulis di kertas ini?” Tanya Felix.
“Cinta!” Teriak penonton.
“Aku tidak bisa mendengarmu. Bisa kalian ulangi?” Mereka berteriak lagi.
“Cinta!” Felix tersenyum.
 “Buat tahun barumu dengan penuh cinta. Ubahlah abu-abu kekelaman di tahun 2013 menjadi cinta tulus yang indah.” Ucap Felix. Lagi-lagi, para penonton bertepuk tangan heboh.
“Jadi, apa yang perlu kita lakukan di malam tahun baru ini?” Tanya Felix. Ia tak segera menjawab pertanyaan itu namun ia masuk ke balik panggung. Semenit kemudian, ia kembali ke panggung dengan baju yang baru. “Apakah tahun baru harus dengan baju baru?” Tanya Felix sambil memamerkan baju baru yang dipakainya. Baju yang lebih tepat digunakan saat sedang pesta.
“Kurasa tidak.” Ucapnya. Ia memasukkan tangan kanannya pada kantong bajunya. Kemudian keluarlah seekor burung merpati putih yang indah.
“Burung merpati ini adalah lambang sebuah cinta tulus yang indah. Dan aku harap, kalian akan menemukan cinta itu di tahun baru yang sebentar lagi akan datang.” Felix melepaskan burung merpati itu. Merpati putih terbang berkeliling stadion sulap kemudian menghilang di belakang baris penonton. Gelap sesaat. Lampu tiba-tiba mati. Hanya sesaat saja. Lampu kembali menyala dan merpati putih kembali dengan seorang gadis cantik yang berpakaian seperti layaknya seorang putri.
Febe terkejut. Tadinya, ia memang berada di baris penonton paling belakang. Namun beberapa menit kemudian, sebuah kotak indah muncul begitu saja dari bawah kakinya. Sepertinya kotak itu menyembul keluar dari bawah lantai. Ia membuka kotak itu. Kotak yang berisikan sebuah gaun cantik berwarna putih. “Pakailah dan kamu akan tahu nantinya.” Tulisan kertas itu membuatnya makin penasaran dan ia menuju ke toilet untuk memakai gaun itu. Febe ingin kembali ke dalam ruangan namun seekor merpati putih tiba-tiba terbang kearahnya. Seperti terhipnotis, ia mengikuti merpati putih yang terbang ke arah panggung. Jadi, disinilah ia sekarang, Berada satu panggung dengan Felix.
Febe menatap tajam mata Felix. Orang yang telah membuatnya kelihatan bodoh hari ini. Felix hanya tersenyum. “Rupanya, merpati putih ini telah membawakanku seorang wanita cantik.”
Seluruh penonton tersenyum. “Dia pesulap Febe itu kan?” Bisik-bisik para penonton. “Seperti yang kalian ketaui. Wanita cantik yang berdiri di hadapan kalian adalah pesulap hebat di kota ini. Pesulap Febe!” Penonton bertepuk tangan menyambut Febe. Febe membungkukkan badannya sambil tersenyum.
 “Malam indah karena bintang yang berkelip menerangi bumi. Apa kalian ingin melihat bintang itu?” Tanya Felix. Ia menghadapkan wajahnya ke langit-langit ruangan. Penonton ikut mendongakkan kepalanya. Sebuah kain panjang yang menutupi langit-langit ruangan langsung terbuka. Mereka bisa melihat langit-langit yang dipenuhi bintang. Penonton bertepuk tangan.
“Dan sambutlah tahun baru 2014 ini dengan penuh kebahagiaan! Jadilah cahaya yang gemerlapan di tahun 2014!” Felix mengeluarkan bola-bola api dari tangannya dan melemparkannya ke atas langit-langit. Percikan api tersebut membentuk sebuah tulisan besar di langit-langit malam. “Happy New Year!” Teriak Felix. Percikan api bertuliskan ‘Happy New Year’ menghiasi langit malam. Kembang api berwarna-warni ikut memeriahkan acara. Warna-warni cahaya menghiasi langit-langit malam. Para penonton bertepuk tangan heboh. Felix tersenyum dan menggandeng tangan Febe. Ia membungkukkan badannya lalu kain besar menutup mereka berdua dan membawanya ke balik panggung.
==
“Jadi ini pertunjukan sulapmu? Aku tidak melihat trik sulap yang begitu hebat.” Ucap Febe meremehkan. “Pertunjukan sulap tadi memang bukan klimaksnya.” Ucap Felix sambil tersenyum. Felix menjentikkan jarinya dan keluarlah cincin indah. “Ehm, sepertinya masih ada yang kurang.” Tangan Felix mengambil sesuatu dari balik badan Febe dan muncullah setangkai bunga mawar merah secara ajaib. Felix berlutut di hadapan Febe. Ia memberikan cincin dan bunga mawar itu. “Ini klimaksnya?” Tanya Febe sambil tersenyum kecil.
“Aku tahu. Pertunjukan sulapku biasa saja. Trik sulapku masih jauh dibandingkan denganmu.”
“Masih sangat jauh.” Ralat Febe. Felix mengangguk pasrah. “Ya. Tapi aku hanya ingin menunjukkan rasa cintaku padamu.” Jelas Felix.
Febe tersenyum. Senyuman yang selalu bisa memikat hati Felix. “Sebenarnya penampilanmu tidak buruk juga.” Ucap Febe.
“Pertunjukan sulap apapun yang akan kamu tampilkan, aku sudah tahu apa jawabannya.” Felix menunggu dengan gelisah.
“Apa jawabannya?” Febe tersenyum. Ia membalikkan badannya. “Jawabannya ada di kantong celanamu.” Ucap Febe santai. Cepat-cepat Felix merogoh kantong celananya. Sebuah kertas kecil ada disana.
“I Love You? Apa itu berarti kamu menerima cintaku ? Kamu mencintaiku?” Tanya Felix. Namun Febe sudah menghilang. Felix tersenyum lalu berlari mengejar Febe.
“Kau mengejar siapa?” Tanya seseorang di belakang Felix. Felix membalikkan badannya dan menemukan Febe berada di belakangnya. Felix langsung berlari ingin memeluk Febe tapi ia malah jatuh terjerembab. Febe menghilang lagi.
“Ah dasar pesulap!”
“Kau juga pesulap. Lupa ya?” Tawa Febe. Ia berjalan kearah Felix sambil tersenyum.
“Jujur, aku suka dengan caramu menyajikan sulap tadi. Penuh makna.” Ucap Febe lagi. Felix tersenyum. Suara kembang api masih terdengar riuh di balik panggung. Febe dan Felix saling berpelukan. “Happy new year, my girlfriend Febe.” Bisik Felix lembut. Ia mengucapkannya dengan penuh kebanggaan. Di malam tahun baru 2014, para pesulap ini pun telah menemukan cintanya. Hanya cinta yang bisa menjadikan keajaiban itu datang. Ya. Buang semua abu kekelamanmu di tahun 2013 dan masuki tahun baru 2014 dengan penuh cinta.

==THE END==

Komentar

Postingan Populer