ZOMBIGARET

PESAN UNTUK ANAKKU

            Aku memperhatikan satu persatu yang berkumpul disini. Semuanya berjumlah lima orang termasuk aku. Mitra, mahasiswa Universitas Jakarta mengajakku bergabung dalam perkumpulan anti rokok. Ia mengajak pasien rumah sakit yang perokok untuk menceritakan kisah hidup mereka sebagai pembelajaran bagi orang-orang untuk tidak merokok.  “Kedua orang tuaku perokok berat. Sejak SD, aku ikut-ikutan merokok. Mereka sama sekali tidak melarangku. Sampai akhirnya, aku menderita penyakit ini.” Wanita itu terisak. “Aku benci orang tuaku! Mereka tidak bisa menjadi orang tua yang baik, yang seharusnya melarangku untuk merokok!” Meta, nama wanita itu. Ceritanya membuatku teringat akan putraku.Dia juga berpikiran sama seperti Meta. Aku sama sekali bukan ayah yang baik untuknya. Mengingat hal itu, dadaku makin sesak. Aku menekan dadaku sambil mengatur nafas. Penyakit ini, membuatku seperti mayat hidup. Begitu menyedihkan semua kisah ini. Rokok dipersalahkan sebagai sumber permasalahan. Tapi bukan benda itu yang bersalah. Kami semualah yang bersalah karena telah merokok. Mungkin istriku juga akan berbuat begitu kalau tahu bahwa aku sakit kanker paru-paru.
            Satu persatu dari mereka terus bercerita mengenai kisah hidupnya.Hingga tiba giliranku. Aku menghela nafas sebelum memulai ceritaku sambil mengingat kisahku.
            “Niko sakit asma sejak kecil, karena kamu menyebarkan asap rokok yang tidak baik untuknya! Sekarang, dia ikut-ikutan merokok karena meniru ayahnya! Kamu merusak anakmu sendiri!” Teriak Rasti, istriku. Aku menoleh ke arah Niko yang menangis. Belum pernah aku melihatnya menangis sejak ia beranjak remaja seperti sekarang. Aku tahu. Dia pasti sangat tertekan. “Nak, jangan merokok lagi.” Bisikku di telinganya. Ia mengangkat kepalanya dan memandangku dengan mata basah. “Ayah melarangku merokok tapi bagaimana dengan ayah sendiri? Mana janji ayah?Ayah bilang, mau berhenti merokok. Ternyata ayah lebih cinta rokok daripada anaknya sendiri!” Air mata Niko mengalir lagi. Aku tak bisa menahan air mataku lagi. “Aku benci ayah! Ayah yang membuatku jadi seperti ini!” Teriaknya lalu berlari ke kamarnya.
            “Begitu aku tahu tentang kanker paru-paruku, aku memutuskan untuk pergi dari rumah. Aku terlalu malu untuk mengakui penyakitku ini pada mereka. Karena penyakit ini semua adalah akibat dari kesalahanku. Tanpa sepengetahuan mereka, aku pergi dan berobat disini.” Ucapku mengakhiri ceritaku dengan air mata penyesalan.
==
            Hari ini, aku dan keempat pasien perkumpulan anti rokok, akan pergi ke sekolah-sekolah. Walaupun tubuhku terasa lemah, aku begitu semangat untuk misi ini. “Besok, kita akan ke SMA Putra Bangsa. Apa kalian semua masih ingin berpartisipasi?” Tanya Mitra. Aku terkejut. SMA Putra Bangsa adalah tempat sekolah Niko. Aku ingin anakku juga mengerti bahaya rokok dan berhenti merokok. Tapi aku terlalu takut dan malu untuk bertemu dengannya. Jadi, aku akan mengirimkan pesanku ini padanya. Mitra menekan tombol ‘mulai’ pada handycamnya.
“Maaf. Hanya itu yang bisa aku katakan pada istri dan anakku. Karena merokok, aku menghancurkan keluargaku. Aku tidak bisa menjadi ayah yang baik untuk anakku. Dulu aku berpikir, merokok itu keren tapi aku sadar sekarang. Aku malah seperti zombie karena merokok. Hidup anakku rusak karena ikut-ikutan ayahnya merokok. Dalam video ini, Aku ingin berpesan pada semua yang ada di sekolah ini. Kalau kalian masih menyayangi dirimu sendiri dan juga orang terdekatmu, jangan pernah merokok. Merokok hanya menghancurkan hidupmu seperti yang kalian lihat padaku ini. Dan untuk anakku yang aku cintai, aku ingin mengatakan padanya. Jangan merokok lagi. Aku mohon.” Air mataku tumpah. Aku menangis tanpa bisa menahan perasaanku lagi. “Aku tidak mau kamu bernasib sama seperti ayah. Ayah sudah menepati janji untuk berhenti merokok. Jadi, berhentilah merokok. Ayah tidak mau kamu menderita seperti ayah. Cukup ayah saja.”
Aku memberi tanda pada Mitra. Mitra mematikan handycamnya. Video ini akan diputar di sekolah Niko. Aku berharap, dia akan mendengarnya dan berhenti merokok. Untuk sementara ini, hanya ini yang bisa aku lakukan untuknya sebelum kematian mungkin menjemputku.



==

Komentar

Postingan Populer